Pada bagian sebelumnya telah kita bahas tentang kesiapan belajar. Merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan siswa akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan siswa. Beberapa contoh perspektif kontinum tersebut antara lain:
1. Bersifat mendasar - Bersifat transformative
2. Konkret - Abstrak.
3. Sederhana – Kompleks
4. Terstruktur - Open Ended
5. Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent)
6. Lambat – Cepat
Berikut
penjelasannya.
A. Bersifat mendasar - Bersifat transformatif
Saat sebagian murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, atau
jika ide itu bukan di salah satu bidang yang dikuasai oleh murid, mereka sering
membutuhkan informasi pendukung yang lebih jelas, sederhana, dan tidak bertele-tele
untuk memahami ide tersebut. Mereka akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan
ide secara langsung. Jika murid berada dalam tingkatan ini, maka bahan-bahan
materi yang mereka gunakan dan tugas-tugas yang mereka lakukan harus bersifat
mendasar dan disajikan dengan cara yang membantu mereka membangun landasan
pemahaman yang kuat. Di lain waktu, ketika murid dihadapkan pada ide-ide yang
telah mereka pahami atau berada di area yang menjadi kekuatan mereka, maka
dibutuhkan informasi yang lebih rinci dari ide tersebut. Mereka perlu melihat
bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan
pemikiran baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan tugas yang lebih
bersifat transformatif.
B. Konkret - Abstrak.
Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar
murid dengan melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret
atau sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak.
C. Sederhana - Kompleks
Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana
dengan satu abstraksi pada satu waktu; yang lain mungkin bisa menangani kerumitan
berbagai abstraksi.
D. Terstruktur - Open Ended
Kadang-kadang murid perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan
cukup baik untuk mereka, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan
untuk dibuat. Namun, di waktu lain, murid siap menjelajah dan menggunakan
kreativitas mereka.
E. Tergantung (dependent) -
Mandiri (Independent)
Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita
dapat belajar, berpikir dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti
tinggi badan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada
yang lain. Dengan kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian
yang lebih awal daripada yang lain.
F. Lambat - Cepat
Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata
pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau
sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, murid yang sama mungkin akan membutuhkan
lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari sebuah topik.
Perlu diingat bahwa kesiapan belajar murid bukanlah tentang
tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah
pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan
keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan melakukan
pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah
untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga
dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette
& Ramsook, 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar